Gunung Sinabung (bahasa Karo:
Deleng Sinabung) adalah gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera Utara dan menjadi puncak tertinggi di provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter.
Gunung ini tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600 tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010.
Letusan tahun 2010
Agustus 2010
Gunung Sinabung pada 20 Maret 2010 dilihat dari lereng Gunung Sibayak
Sejak 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Pada tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB (28 Agustus 2010, 17.15 UTC), gunung Sinabung mengeluarkan lava.
Status gunung ini dinaikkan menjadi "Awas". Dua belas ribu warga disekitarnya dievakuasi dan ditampung di 8 lokasi. Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari arah barat daya menuju timur laut.Sebagian Kota Medan juga terselimuti abu dari Gunung Sinabung.
Bandar Udara Polonia di Kota Medan dilaporkan tidak mengalami gangguan perjalanan udara.
Satu orang dilaporkan meninggal dunia karena gangguan pernapasan ketika mengungsi dari rumahnya.
September 2010
Pada tanggal 3 September, terjadi 2 letusan. Letusan pertama terjadi
sekitar pukul 04.45 WIB sedangkan letusan kedua terjadi sekitar pukul
18.00 WIB. Letusan pertama menyemburkan debu vuklkanis setinggi 3
kilometer.
Letuasn kedua terjadi bersamaan dengan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa hingga 25 kilometer di sekitar gunung ini.
Pada tanggal 7 September,
Gunung Sinabung kembali metelus. Ini
merupakan letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif pada tanggal
29 Agustus 2010. Suara letusan ini terdengar sampai jarak 8 kilometer.
Debu vulkanis ini tersembur hingga 5.000 meter di udara.
Letusan 2013
Pada tahun 2013, Gunung Sinabung meletus kembali, sampai 18 September
2013, telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama terjadi ada tanggal
15 September 2013 dini hari, kemudian terjadi kembali pada sore
harinya. Pada 17 September 2013, terjadi 2 letusan pada siang dan sore
hari. Letusan ini melepaskan awan panas dan abu vulkanik.
Tidak ada tanda-tanda sebelumnya akan peningkatan aktivitas sehingga
tidak ada peringatan dini sebelumnya. Hujan abu mencapai kawasan Sibolangit dan Berastagi. Tidak ada korban jiwa dilaporkan, tetapi ribuan warga pemukiman sekitar terpaksa mengungsi ke kawasan aman.
Karo - Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo,
Sumatera Utara (Sumut), kembali erupsi. Letusan kali ini lebih dahsyat
dari sebelumnya. Yakni mencapai 7.000 meter dari sebelumnya hanya
sekitar 4.000 meter. Jumlah pengungsi pun semakin bertambah banyak,
menjadi 5.535 jiwa.
"Intensitas Gunung Sinabung masih tinggi dan frekuensi gempa vulkanik
masih meningkat. Status gunung masih Siaga (level III)," ujar Kepala
Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, melalui siaran persnya,
Kamis (14/11).
Dia mengatakan, masyarakat yang mengungsi itu ditampung di 11 titik.
Yakni di Masjid Agung Kabanjahe (453 jiwa) dari Desa Gurukinayan,
Berastepu, Paroki Gereja Katolik (578 jiwa) dari Desa Gurukinayan,
Berastepu, Sigarang-garang, Gereja Batak Kristen Protestan (GBKP) Kota
Kabanjahe (1.200 jiwa ) dari Desa Sibintun, Berastepu.
GBKP Simpang Enam Kabanjahe (379 jiwa) dari Ds Gurukinayan,
Serbaguna/KNPI Kabanjahe (400 jiwa) dari Desa Bekerah, Simacem,
Berastepu, Klasis GBKP Kabanjahe (270 jiwa) dari Desa Sibintun,
Berastepu, Sigarang-garang dan Losd Peskan Tigandreket (940 jiwa) dari
Desa Mardinding.
Selain itu, terdapat pengungsi di GBKP Payung (303 jiwa) dari Desa
Sukameriah. Masjid Payung (110 jiwa) dari Desa Sukameriah, Losd Desa
Naman (481 jiwa) dari Desa Bekereah dan Simacem, dan Zentrum GBKP
Kabanjahe (421 jiwa) dari Desa Gurukinayan.
Sutopo kembali mengimbau masyarakat untuk menjauhi zona berbahaya
Gunung Sinabung. "Kami berharap supaya masyarakat mengikuti imbauan,
sehingga bila terjadi erupsi lagi tidak sampai jatuh korban. Gunung
Sinabung masih tetap terpantau beraktivitas. Getaran itu terasa
berulangkali sampai pos pengamatan yang berjarak sekitar 8,5 kilometer
(Km)," katanya.